Pages

bahasa indonesia

Rabu, 05 November 2014
Bahasa indonesia
Rangkuman Bahasa Indonesia | Kelas VIII Semester I  1

A. Teks Cerita Fabel
Fabel bercerita tentang kehidupan binatang yang bertujuan memberi pesan moral untuk
manusia
Struktur teks fabel



Struktur Teks “Kupu-Kupu Berhati Mulia”
Orientasi
Komplikasi
Resolusi
Koda
Orientasi  Dikisahkan pada suatu hari yang cerah ada seekor semut berjalanjalan di taman. Ia
sangat bahagia karena bisa berjalan-jalan melihat  taman yang indah. Sang  semut
berkeliling taman sambil menyapa binatang-binatang yang berada di taman itu.
Komplikasi  Ia melihat sebuah kepompong di atas pohon.  Sang semut  mengejek bentuk
kepompong yang  jelek yang tidak bisa pergi ke  mana-mana.  “Hei, kepompong
alangkah jelek nasibmu. Kamu hanya bisa menggantung di ranting itu. Ayo jalan-
jalan, lihat dunia yang luas  ini. Bagaimana nasibmu jika ranting itu patah?” Sang
semut selalu membanggakan dirinya yang bisa pergi ke  tempat ia suka. Bahkan,
sang semut kuat mengangkat beban yang  lebih besar dari tubuhnya. Sang semut
merasa bahwa dirinya  adalah binatang yang paling hebat. Si kepompong hanya
diam saja mendengar ejekan tersebut. Pada suatu pagi sang semut kembali berjalan
ke taman itu. Karena hujan, di mana-mana terdapat genangan lumpur. Lumpur yang
licin membuat semut tergelincir ke dalam lumpur. Ia terjatuh  ke dalam lumpur.
Sang semut hampir tenggelam dalam genangan  itu. Semut berteriak sekencang
mungkin untuk meminta bantuan.  “ Tolong, bantu aku! Aku mau tenggelam,
tolong..., tolong....!”
Resolusi  Untunglah saat itu ada seekor kupu-kupu yang terbang melintas. Kemudian, kupu-
kupu menjulurkan sebuah ranting ke  arah  semut.  “Semut, peganglah erat-erat
ranting itu! Nanti aku akan mengangkat ranting itu.” Lalu, sang semut memegang
erat ranting itu. Si kupu-kupu mengangkat ranting itu dan menurunkannya di tempat
yang aman. Kemudian, sang semut berterima kasih kepada kupu-kupu karena kupu-
kupu telah menyelamatkan nyawanya. Ia memuji kupu-kupu sebagai binatang yang
hebat dan terpuji. Mendengar pujian itu, kupu-kupu berkata kepada semut.  “Aku
adalah kepompong yang pernah diejek,” kata si kupukupu. Ternyata, kepompong
yang dulu ia ejek sudah menyelamatkan dirinya.
Koda  Akhirnya, sang semut berjanji kepada kupu-kupu bahwa dia  tidak akan menghina
semua makhluk ciptaan Tuhan yang ada di taman itu. Rangkuman Bahasa Indonesia | Kelas VIII Semester I  2

Struktur teks fabel merupakan rangkaian penulisan teks secara utuh yang diawali
dengan orientasi yg  berisi tentang pengenalan tokoh, waktu, tempat, dll dan diteruskan
dengan komplikasi yang berisi tentang permasalahan-permasalahan dilanjutkan dengan
resolusi yang berisi tentang penyelesaian masalah dan ditutup dengan koda akhir dari cerita
tersebut.
B. Memahami Unsur Kebahasaan yang Terdapat pada Teks Fabel 
1) Kalimat aktif dan kalimat pasif 
a) Kalimat aktif
Kalimat Aktif adalah kalimat dimana subyeknya melakukan suatu perbuatan atau
aktivitas. Kalimat aktif biasanya diawali oleh awalan me- atau ber-. 
  Kalimat aktif dibagi menjadi dua yaitu:
  Kalimat aktif transitif adalah kalimat yang memiliki obyek penderita atau yang
memerlukan objek dalam kalimat, misalnya memegang
  Kalimat aktif intransitif adalah kalimat yang tidak memiliki obyek penderita atau
yang tidak memerlukan objek dalam kalimat, misalnya diam
  Adapun ciri-ciri dari kalimat aktif adalah:
  Subjeknya sebagai pelaku.
  Predikatnya berawalan me- atau ber-.
  Predikatnya tergolong kata kerja aus.
  Contoh kalimat aktif:
  Erik membaca buku
  Allan bermain bola
  Naufal mandi di kolam renang
  Meyki telah membeli buku gambar
  yah membeli daging

b) Kalimat pasif
Kalimat pasif adalah kalimat yang subyeknya dikenai suatu perbuatan atau aktifitas.
Kalimat pasif biasanya diawali oleh awalan ter- atau di-.
  Adapun ciri-ciri dari kalimat pasif adalah:
  Subjeknya sebagai penderita.
  Predikatnya berawalan di-, ter-, atau ,ter-kan.
  Predikatnya berupa predikat persona (kata ganti orang, disusul oleh kata kerja yang
kehilangan awalan). Rangkuman Bahasa Indonesia | Kelas VIII Semester I  3

  Contoh kalimat pasif:
  Pak Lurah dimintai pertanggung jawaban oleh Pak Camat
  Ayam dipukul arif
  Ikan mas dimasak Bu Rida
  Novel dibaca Andi di kamar
  Baju yang bersih telah di setrika Ibu

2) Penggunaan Kata Sandang Si dan Sang
Sebelum membahas kata sandang si dan sang, terlebih dahulu kita pengertian kata
sandang, fungsi, dan contoh-contohnya. Kata sandang yaitu sejenis kata penentu atau
pembatas yang letaknya di depan kata benda atau kata sifat. Kata sandang tidak mempunyai
makna tersendiri. Makna atau arti kata sandang bergabung dengan kata yang berada di
belakangnya.
Kata sandang yang masih dipakai dalam Bahasa Indonesia, misalnya:
Si,  Sang,  Para,  Yang,  Sri,  dan sebagainya.  Kata sandang yang sudah jarang digunakan
misalnya, Hang dan Dang
Fungsi kata sandang adalah sebagai berikut:
1) Membendakan
Yang malas pasti menyesal (malas;kata sifat, yang;kata benda) 
2) Membentukkan
Para dokter membahas penyakit aids (Para;hanya dokter= kata pembentuk)
Pengelompokkan kata sandang dan pemakaiannya: 
a) Kata sandang yang menyatakan jumlah tunggal: 
1)  Sang,  dipakai untuk manusia atau benda dengan tujuan  untuk meninggikan
martabat,juga untuk sindiran atau gurauan
Contoh: Sang Pangeran menadapat ucapan selamat (Sang; menyebut nama hormat)
2)  Sri, digunakan untuk manusia yang memiliki martabat tinggi
Contoh: Sri Baginda memasukki singasana (Sri; panggilan untuk raja/bangsawan)
3)  Hang, digunakan untuk seseorang yang dihormati dalam cerita sastra lama.
Contoh: Dalam cerita sastra lama kita kenal tokoh Hang Bae
4)  Dang, digunakan untuk wanita yang dihormati. Sama dengan Hang, hanya terbatas
pada sastra lama.
Contoh: Dang Ratna sedang berpidato (Dang; pejabat wanita)
5)  Hyang, digunakan untuk menyebut dewa-dewi Rangkuman Bahasa Indonesia | Kelas VIII Semester I  4

Contoh: Hyang Widhi mengampuni dosanya
Yang, digunakan untuk menyebut Tuhan
Contoh: Segala sesuatu sesuai dengan kehendak Yang Maha Kuasa
 
b) Kata sandang yang mengacu kepada makna kelompok/jamak:
1)  Para, digunakan untuk menegaskan makna kekelompokkan bagi manusia yang
memilikki sifat tertentu.
Contoh:  Para Ulama diharapkan berperan penting dalam pembangunan Iman serta
mental (Para; kelompok)
2)  Umat, digunakan khusus untuk mengkhususkan kelompok yang berlatar belakang
agama yang sama.
Contoh: Umat Nasrani sedang merayakan hari Natal
3)  Kaum, digunakan untuk mengkhususkan kelompok yang berideologi sama atau
bergolongan sama.
Contoh: Konser boyband asal Korea Selatan, EXO banyak dihadiri oleh kaum Hawa
 
c) Kata sandang yang menyatakan makna netral (Netral;  seimbang,  serasi,  original,  asli,
harmonis)
1)  Si, di gunakan untuk mengiringi nama orang, membentuk kata benda dari jenis kata
yang lain (kata sifat atau kata kerja)
       Contoh: Si kelinci, belum makan hari ini (mengiringi nama hewan)
       Si gendut tidak bisa diet (membentuk kata benda. Si; kata benda, gendut;kata sifat)
2)  Yang, digunakan untuk membendakan dan dipakai untuk manusia.
      Contoh: Yang menjadi dokter di rumah sakit itu bibiku

3) Penggunaan Kata Keterangan Tempat dan Waktu
Dalam teks cerita fabel biasanya digunakan kata keterangan tempat dan kata keterangan
waktu untuk menghidupkan suasana. Untuk keterangan tempat  biasanya digunakan kata
depan  di  dan keterangan waktu biasanya digunakan  kata depan  pada  atau kata yang
menunjukkan informasi waktu. Cermati kalimat berikut yang diambil dari teks yang telah
dibahas.
1)  Dikisahkan pada suatu hari yang cerah ada seekor semut berjalan-jalan di taman.
2)  Pada suatu pagi  sang semut kembali berjalan ke taman itu. Karena  hujan, di mana-
mana terdapat genangan lumpur. Rangkuman Bahasa Indonesia | Kelas VIII Semester I  5

3)  Si kupu-kupu mengangkat ranting itu dan menurunkannya di tempat yang aman.
4)  Kamu hanya bisa menggantung di ranting itu.

4) Penggunaan Kata Hubung Lalu, Kemudian, dan Akhirnya
Kata  lalu  dan  kemudian  memiliki makna yang sama. Kata itu digunakan sebagai
penghubung antarkalimat dan intrakalimat. Kata  akhirnya  biasanya digunakan  untuk
menyimpulkan dan mengakhiri informasi dalam paragraf atau dalam teks. 
Perhatikan kalimat di bawah ini!
1) Setelah mendengar  berita kebakaran itu, Amir pergi ke luar,  kemudian  berlari,  lalu
berteriak sambil menangis.
2) Lalu, sang semut memegang erat ranting itu.
3) Kemudian, sang semut berterima-kasih kepada kupu-kupu karena kupu-kupu telah
menyelamatkan nyawanya.
4) Akhirnya,  sang  semut berjanji kepada kupu-kupu bahwa dia tidak akan menghina
semua makhluk ciptaan Tuhan yang ada di taman itu.

C. Mengidentifikasi Kekurangan Teks Fabel
Mengidentifikasi kekurangan teks fabel yaitu dengan cara membaca ulang teks tersebut
dan membandingakan teks fabel yang utuh, selanjutnya dicari keutuhan struktur teksnya.

D. Merevisi Teks Cerita Fabel
Merevisi teks cerita fabel  yaitu dengan cara membaca dan memahami teks tersebut
apakah dalam setiap kata, kalimat atau paragrafnya ada yang tidak sesuai dengan penulisan
bahasa indonsia yang benar yaitu sesuai ejaan yang disempurnakan baik penggunaan huruf
kapital, kata baku atau yang lainnya.

E.  Menyusun Teks Cerita Fabel dengan Kata-Kata Sendiri 
Menyusun teks cerita fabel adalah merangakai sebuah teks cerita fabel mengunakan
bahasa sendiri namun tetap mengikuti struktur teks penulisan yaitu di mulai dengan orientasi,
kemudian diikuti dengan komplikas, resolusi dan koda.



 Rangkuman Bahasa Indonesia | Kelas VIII Semester I  6

A. Teks Biografi
Teks biografi merupakan  teks naratif yang tergolong pada teks makro. Sebagai  teks
makro, teks biografi memiliki struktur teks yang tidak harus sama, bergantung  pada
bagaimana penulis menyampaikan gambaran tentang tokoh dan peristiwa yang dialaminya.
Untuk dapat mengenali teks biografi, harus memahami isi teks  yang menceritakan
kehidupan tokoh di dalam biografi tersebut. 
Agar memudahkan  memahami teks biografi, ada empat hal yang harus dicermati,
yaitu: 
1)  judul biografi 
2)  hal menarik dan mengesankan yang ditampilkan dalam kehidupan tokoh 
3)  hal mengagumkan dan mengharukan yang muncul dalam kehidupan tokoh 
4)  hal yang dapat dicontoh dari kehidupan tokoh

B. Struktur Teks Biografi


Contoh teks biografi berjudul “Ki Hajar Dewantara”
Struktur teks

Kalimat dalam Teks
Orientasi  Nama kecil Ki Hajar Dewantara adalah Raden Mas Soewardi
Soeryaningrat. Ia lahir di Yogyakarta pada tanggal 2 Mei 1889. Ia
berasal dari lingkungan keluarga keraton Yogyakarta. Meskipun
demikian, ia  sangat sederhana dan ingin dekat dengan rakyatnya.
Ketika berusia 40 tahun menurut hitungan Tahun Caka, Raden Mas
Soewardi Soeryaningrat berganti nama menjadi Ki Hajar Dewantara.
Tujuannya berganti nama adalah agar ia dapat bebas dekat dengan
rakyatnya.
Peristiwa
dan
Masalah
Perjalanan hidup Ki Hajar Dewantara benar-benar ditandai dengan
perjuangan dan pengabdian pada kepentingan bangsa dan negaranya.
Ki Hajar Dewantara menamatkan Sekolah Dasar di ELS (Sekolah
Dasar Belanda), kemudian melanjutkan pendidikannya ke STOVIA
(Sekolah Dokter Bumiputera). Ia tidak dapat menamatkan pendidikan
di sekolah tersebut karena sakit. Setelah itu, Ki Hajar Dewantara
Struktur teks
biografi
Orientasi
Peristiwa dan
masalah
Reorientasi Rangkuman Bahasa Indonesia | Kelas VIII Semester I  7

bekerja sebagai wartawan di beberapa surat kabar, seperti Sedyotomo,
Midden Java, De Express, Oetoesan Hindia, Kaoem Moeda, Tjahaja
Timoer,  dan  Poesara. Tulisan-tulisannya sangat komunikatif, tajam,
dan patriotik sehingga mampu membangkitkan semangat anti kolonial
bagi pembacanya.
Peristiwa
dan
Masalah
Ki Hajar Dewantra juga aktif dalam organisasi sosial dan politik. Pada
tahun 1908, ia aktif di seksi propaganda Boedi Oetomo  untuk
menyosialisasikan dan menggugah kesadaran masyarakat  Indonesia.
Ia selalu menyampaikan tentang pentingnya persatuan  dan kesatuan
dalam berbangsa dan bernegara. Pada tanggal 25 Desember 1912, ia
mendirikan  Indische Partij  (partai politik  pertama yang beraliran
nasionalisme Indonesia) bersama dengan  Douwes Dekker (Dr.
Danudirdja Setyabudhi) dan dr. Cipto Mangoenkoesoemo. Organisasi
ini ditolak oleh pemerintahan  Belanda karena dianggap dapat
membangkitkan rasa nasionalisme  rakyat dan menggerakan kesatuan
untuk menentang pemerintah kolonial Belanda.
Peristiwa
dan
Masalah
Semangat Ki Hajar Dewantara terus menggebu. Pada bulan November
1913 ia membentuk Komite  Bumipoetra. Komite  Boemipoetra
melancarkan kritik terhadap Pemerintah Belanda  yang ingin
merayakan seratus tahun kebebasan Belanda dari  penjajahan Prancis
dengan menarik uang dari rakyat jajahannya.
Ki Hajar Dewantara juga mengecam rencana perayaan itu melalui
tulisannya yang berjudul “Als Ik Eens Nederlander Was  (Seandainya
Aku Seorang Belanda) dan Een voor Allen maar Ook Allen voor Een
(Satu untuk Semua, tetapi Semua untuk Satu Juga)”. Akibat
karangannya itu, pemerintah kolonial Belanda melalui Gubernur
Jendral Idenburg menjatuhkan hukum buang (internering)  ke Pulau
Bangka tanpa proses pengadilan. Kemudian, ia dibuang ke Negara
Belanda bersama kedua rekannya dan kembali ke tanah air pada tahun
1918 setelah memperoleh Europeesche Akte.
Peristiwa
dan
Masalah
Pada tanggal 3 Juli 1922 Ki Hajar Dewantara bersama dengan rekan-
rekan seperjuangannya mendirikan perguruan yang bercorak nasional,
yaitu Nationaal Onderwijs Institut Taman Siswa (Perguruan Nasional
Taman Siswa). Melalui perguruan Taman  Siswa dan tulisan-
tulisannya yang berjumlah ratusan, Ki Hajar  Dewantara berhasil
meletakkan dasar-dasar pendidikan nasional  bagi bangsa  Indonesia.
Ki Hajar Dewantara pernah menjabat sebagai Menteri  Pendidikan,
Pengajaran, dan Kebudayaan yang pertama. Ki Hajar Dewantara tidak
hanya dianggap sebagai tokoh dan pahlawan pendidikan yang tanggal
kelahirannya 2 Mei dijadikan hari  Pendidikan Nasional, tetapi juga
ditetapkan sebagai pahlawan  pergerakan nasional melalui surat
keputusan Presiden RI No.  305 Tahun 1959, tanggal 28 November
1959. Ki Hajar Dewantara  meninggal dunia pada tanggal 28 April
1959 di Yogyakarta. Untuk  melestarikan nilai dan semangat
perjuangannya, penerus Taman Siswa mendirikan Museum Dewantara
Kirti Griya di Yogyakarta. 
Reorientasi  Sebagai pahlawan yang dijuluki Bapak Pendidikan Indonesia,
semangat dan jasa Ki Hajar Dewantara sepantasnya dikenang  dan
tidak dilupakan. Semoga apa yang dilakukannya itu dapat
menginspirasi rakyat Indonesia menuju masa depan yang lebih Rangkuman Bahasa Indonesia | Kelas VIII Semester I  8

baik.

C. Memahami Unsur Kebahasaan yang Terdapat pada Teks Biografi
1) Kata hubung
Kata hubung atau kata sambung sering juga disebut dengan konjungsi, yaitu kata yang
berfungsi sebagai penghubung antara satu kata dan kata lain dalam satu kalimat. Selain itu,
kata hubung juga berfungsi untuk mengubungkan satu kalimat dengan kalimat yang lain.
Jika kata hubung tersebut berfungsi sebagai penghubung kata dalam satu kalimat, kata
hubung itu disebut konjungsi intrakalimat, seperti dan, tetapi, lalu, kemudian. Sementara
itu, jika kata hubung tersebut berfungsi menghubungkan kalimat yang satu dengan kalimat
yang lain, kata hubung itu disebut konjungsi antarkalimat, misalnya akan tetapi, meskipun
demikian, oleh karena itu.
Pada teks  Contoh  teks biografi berjudul “Ki Hajar Dewantara”  kata hubung yang
digunakan, antara lain,  dan  sebagai  kata hubung intrakalimat, meskipun demikian  dan
akan tetapi  sebagai kata hubung  antarkalimat. Kata hubung  kemudian  dapat berfungsi
sebagai kata hubung intrakalimat dan antarkalimat. 
Lihat pada contoh berikut.
a.  Ia di buang ke Negara Belanda bersama kedua rekannya dan kembali ke tanah air
pada tahun 1918 setelah memperoleh Europeesche Akte.
b. Ki Hajar Dewantara berasal dari lingkungan keluarga keraton Yogyakarta. Meskipun
demikian, ia sangat sederhana dan ingin dekat dengan rakyatnya
c.  Akan tetapi, organisasi ini ditolak oleh pemerintahan Belanda karena dianggap
dapat membangkitkan rasa nasionalisme rakyat dan menggerakkan kesatuan untuk
menentang pemerintah kolonial Belanda.
d. Ki Hajar Dewantara menamatkan Sekolah Dasar di ELS (Sekolah Dasar Belanda),
kemudian melanjutkan pendidikannya ke STOVIA (Sekolah Dokter Bumiputera)
  
2) Merujuk kata
Di dalam teks biografi “Ki Hajar Dewantara” terdapat bagian kata atau kelompok kata
yang merujuk pada kata atau kelompok kata kalimat sebelumnya. 
Perhatikan contoh berikut.
Perjalanan hidup Ki Hajar Dewantara benar-benar ditandai dengan perjuangan dan
pengabdian pada kepentingan bangsa dan negaranya. Contoh kalimat di atas
memperlihatkan –nya pada kata negaranya, -nya merujuk pada Ki Hajar Dewantara. Rangkuman Bahasa Indonesia | Kelas VIII Semester I  9

3) Kata kerja
Pada  teks biografi berjudul “Ki Hajar Dewantara”  terdapat kata kerja (verbal) yang
menyatakan tindakan, misalnya, kata kerja menamatkan dan melanjutkan pada kalimat “Ki
Hajar Dewantara menamatkan Sekolah Dasar di ELS (Sekolah Dasar Belanda), kemudian
melanjutkan pendidikannya ke STOVIA (Sekolah Dokter Bumiputera).”

4) Waktu, aktivitas dan tempat
Pada teks biografi di atas, ada kata-kata yang menunjukkan urutan waktu, aktivitas,
dan tempat. 
Contoh.
Waktu  Peristiwa  Tempat
1889   lahir  Yogyakarta

5) Kalimat tunggal 
Kalimat tunggal dapat dibedakan berdasarkan kategori predikatnya, yaitu: 
(1) kalimat berpredikat verbal 
(2) kalimat berpredikat adjektival 
(3) kalimat berpredikat nominal 
(4) kalimat berpredikat numeral 
(5) kalimat berpredikat frasa preposisional
Kalimat tunggal berpredikat verbal dibagi menjadi tiga macam, yaitu kalimat
taktransitif, (2) kalimat ekatransitif, (3) kalimat dwitransitif. 
Perhatikan contoh kalimat berikut.
a.  Bu Lurah sedang berbelanja.
b. Kami berenang (pada hari Sabtu pagi).
c.  Dia merestui kepergian anaknya.
d.  Pak Lurah memberangkatkan rombongan terlalu lambat.
e.  Amir sedang mencarikan adiknya pekerjaan.
f.  Ayah mengirimi kami uang tiap bulan.
Kalimat a) dan b) merupakan kalimat taktransitif karena tidak berobjek dan  tidak
berpelengkap. Kalimat itu hanya memiliki dua unsur wajib, yakni subjek  (Bu Lurah dan
Kami) dan predikat (berbelanja dan berenang). Kalimat c) dan  d) merupakan kalimat
ekatransitif karena berobjek dan tidak  berpelengkap.  Kalimat itu mempunyai tiga unsur
wajib, yakni subjek (Dia dan Pak Lurah), predikat (merestui dan memberangkatkan), dan Rangkuman Bahasa Indonesia | Kelas VIII Semester I  10

objek (kepergian anaknya dan  rombongan). Kalimat (e) dan (f) merupakan kalimat
dwitransitif karena berobjek  dan berpelengkap. Kalimat itu mempunyai subjek (Amir dan
Ayah), predikat  (mencarikan dan mengirimi), objek (adiknya dan kami), dan pelengkap
(pekerjaan dan uang) yang saling berkaitan.
Kalimat tunggal berpredikat adjektival adalah kalimat tunggal yang predikatnya  berupa
adjektival seperti terlihat pada contoh berikut.
a) Adiknya sakit.
b) Apa yang dikatakannya benar.
Kalimat a) dan b) terdiri atas subjek (Adiknya dan Apa yang dikatakannya) dan predikat
(sakit dan benar). Predikat kedua kalimat tersebut merupakan  adjectival  yang menerangkan
subjek.
Kalimat tunggal berpredikat nominal adalah kalimat tunggal yang predikatnya  berupa
nominal seperti terlihat pada contoh berikut.
a) Tas itu buatan Bandung.
b) Dia guru saya.
Kalimat a) dan b) terdiri atas subjek (Tas itu  dan Dia) dan predikat (buatan dan  guru).
Predikat kedua kalimat tersebut merupakan nominal yang menerangkan tentang subjek.
Kalimat tunggal berpredikat numeral adalah kalimat tunggal yang predikatnya  berupa
numeral seperti terlihat pada contoh berikut.
a) Muridnya banyak.
b) Rumahnya dua.
Kalimat a) dan b) terdiri atas subjek (Muridnya dan Rumahnya) dan predikat (banyak dan
dua). Predikat kedua kalimat tersebut merupakan numeral yang menunjukkan jumlah.
Kalimat tunggal berpredikat frasa preposisional adalah kalimat tunggal yang predikatnya
berupa frasa preposisional seperti terlihat pada contoh berikut.
c) Adiknya ke rumah kemarin.
d) Guru di dalam ruangan.
Kalimat a) dan b) terdiri atas subjek (Adiknya dan Guru) dan predikat (ke rumah dan di
dalam ruangan). Predikat kedua kalimat tersebut merupakan preposisional yang menerangkan
tentang subjek.

D.  Meringkas Teks Biografi
Meringkas sebuah teks biografi adalah menjadikan sebuah teks biografi menjadi satu
paragraf.  Paragraf itu terdiri atas lima  atau enam kalimat. Cara meringkas dapat dilakukan Rangkuman Bahasa Indonesia | Kelas VIII Semester I  11

dengan mencatat ide-ide pokok teks tersebut, kemudian membuat ide-ide pokok itu menjadi
kalimat. 
Kalimat yang dibuat harus kalimat sendiri, tidak diambil secara utuh dari kalimat di
dalam teks.  Perlu perhatikan bahwa dalam membuat ringkasan  teks biografi  harus  sesuai
dengan struktur teks yaitu dimulai dengan orientasi, kemudian diikuti dengan peristiwa dan
masalah dan reorientasi. 

E.  Menyusun Teks biografi
Menyusun teks biografi adalah merangakai sebuah teks biografi mengunakan bahasa
sendiri namun tetap mengikuti struktur teks yaitu dimulai dengan orientasi, kemudian diikuti
dengan peristiwa dan masalah dan reorientasi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar